Senin, 31 Oktober 2011

Teknologi WiMax


Mata Kuliah Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro (D3) UNISMA Bekasi
Di Indonesia, Wimax memang belum sepopuper WiFi (Wireless Fidelity). Namun sebagai salah satu negara pemegang lisensi Wimax (Worldwide Interoperability Mobile Access), Indonesia memiliki wewenang menerapkan teknologi telekomunikasi ini pada operator-operator seluler yang memiliki kesiapan baik secara kesiapan secara infrastruktur maupun kesiapan operational-maintanance. Akses broadband nirkabel Wimax diharapkan mampu memberikan angin segar di tengah-tengah persaingan industri telekomunikasi dan kebutuhan pasar.
Dalam sesi International Telecommunications Union (ITU) bulan Juni 2007, Wimax dimasukkan dalam standar IMT-2000. Standar tersebut dikenal juga sebagai standar telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G) yang mencakup spektrum 2,5 hingga 2,69 Gigahertz.
Saat ini Wimax sedang menjalani studi koeksistensi untuk memastikan statusnya sebagai salah satu teknologi 3G. Bahkan, melalui standar IMTAdvanced-nya ITU, Wimax siap menjadi teknologi 4G.
Gambar 1. Jaringan WiMax
Wimax di Sisi Produsen atau Provider
Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel, Gatot S. Dewa Broto menegaskan, pihaknya telah menyiapkan perangkat aturan berupa Rancangan Peraturan Menteri Kominfo untuk tender BWA (broadband wireless access) yang akan dimulai tahun 2008. Tender tersebut ditujukan bagi industri pendukung peralatan untuk lisensi satu blok frekuensi di pita 2,3 GHz.
Wan Yi, Direktur Wireless and Mobile Department di China Communications Standards Association (CCSA), mengatakan persaingan 3G - Wimax akan mengganggu keseimbangan industri mobile.
“Teknologi 3G bertumpu pada struktur segitiga W-CDMA, CDMA, dan TD-SCDMA. Wimax akan mempengaruhi ini secara besar-besaran. Semua vendor besar W-CDMA dan CDMA menentang ini,” ujar Wan. Wimax merupakan teknologi yang menggunakan teknik SOFDMA, teknik modulasi multicarrier yang menggunakan subchannelisasi. Provider menggunakan standar frekuensi untuk pelanggan tetap (fixed) dan bergerak (normadic). Teknik modulasi Wimax berbeda dengan CDMA dimana CDMA menggunakan perbedaan kode pada tiap pelanggannya.
Wimax di Sisi Konsumen
Teknologi Wimax dapat mengcover area sekitar 50km dimana ratusan pengguna akan dishare sinyal dan kanal untuk transmisi data sampai 155 Mbps.
Pada aplikasi mobile, user Wimax layaknya menggunakan terminal Wifi seperti: notebook, PDA, dan smartphone. Pemanfaatan Wimax sama dengan pemanfaatan Wifi. Sebuah terminal dapat mendeteksi jaringan Wimax dan Wifi sehingga user akan semakin dimudahkan karena bisa memilih Wimax broadband (untuk jaringan Wimax) atau wireless hotspot (untuk jaringan Wifi/Wireless LAN).
Sinergi Wimax-Wifi-Seluler
Wifi (Wireless LAN) merupakan jaringan komunikasi nirkabel melalui komputer LAN. Jangkauannya terbatas pada area tertentu sehingga disebut hotspot. Layanan yang diberikan bisa variatif, layaknya aplikasi LAN seperti: email, internet, intranet, messaging, music/video streaming, dan layanan IP base lainnya.
Gambar 2. Cara kerja WiMax
Apabila Wifi dikombinasikan implementasinya dengan Wimax maka jelas akan mempercepat dan memperluas penggunaannya, lebih secure karena bisa menjadi QoS (Quality of Service), lebih reliable, dan kaya akan layanan baru.
Sinergi antara Wimax dengan seluler menggabungkan jaringan kabel dan wireless, layanan dan terminal. Secara umum, konsep konvergensi pada telekomunikasi mencakup 3 aspek, yaitu: device, service, dan jaringan.
Secara umum Wimax diperkenalkan sebagai akses yang menawarkan solusi multi-access, sebagai contoh: Wimax untuk melengkapi jaringan yang sudah eksis (2G/3G dan Wifi). Munculnya Wimax otomatis akan menimbulkan persaingan dengan pengusung 3G.
Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang menjanjikan peningkatan bandwith hingga 384 Kbps ketika diakses dalam keadaan bergerak (normadic) sementara untuk di kendaraan bergerak kecepatannya 128 Kbps dan sampai 2 Mbps dalam keadaan diam. Teknologi 3G berbasis GSM (WCDMA) dan CDMA (CDMA 2000). Dengan demikian keunggulan Wimax adalah dari kecepatannya dan layanan yang lebih menarik dibanding 3G. Namun, dari kemampuan, mobility 3G masih lebih unggul karena menggunakan node B yang tentu saja bisa mencakup yang lebih luas.
Dari berbagai Sumber, diantaranya :
Detikinet
HasadAndi, 2005, Modul Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro UNISMA, Bekasi
Netsains
Catatan :
Mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah ini , wajib mengerjakan tugas dan kuis di  http://simpatikunisma.net/

Perkembangan Teknologi Wireless


Mata Kuliah  Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro (D3) UNISMA Bekasi
Evolusi teknologi akses berbasis wireline   diawali  dari  PSTN[1]    berkembang ke ISDN[2]  lalu  menuju ke DSL sebagai  antisipasi  komunikasi  broadband, sedangkan teknologi wireless berevolusi  dari  generasi  pertama (1G) yang analog, ke 2G yang digital dengan sistem yang terkenalnya GSM (Global Sistem  Mobile) berkembang ke GPRS (General Packet Radio Sistem), lalu berkembang ke 3G (W-CDMA)  dengan teknologi yang dikenal sebagai UMTS (Universal Mobile Telecommunication Sistem), lalu ke HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan LTE (Long Term Evolution).
Gambar 1. Komunikasi Selular
Teknologi wireless (tanpa kabel)  saat ini  diantaranya : 
1. AMPS (Advance Mobile Phone System)
 AMPS merupakan generasi pertama pada teknologi seluler. System ini di alokasikan pada Band 800 Mhz, jaringan ini  menggunakan sirkuit   terintegrasi  yang sangat besar yang terdiri dari Computer Dedicated dan System Switch. AMPS menggunakan range frekuensi antara 824 Mhz – 894 Mhz yang diperuntukan pada ponsel analog. Teknologi ini sudah  ditinggalkan  sejak  munculnya teknologi selular berbasis digital.
 2. GSM (Global System Mobile)
GSM merupakan generasi kedua setelah AMPS, GSM pertama kali dikeluarkan  pada tahun 1993 dengan diadopsi oleh beberapa negara seperti Afrika Selatan, Austaralia, Timur Tengah, dan Amerika Utara. GSM adalah system telekomunikasi bergerak dengan menggunakan system seluler digital. GSM mempunyai frekuensi 900 Mhz selain itu GSM juga menggunakan  frekuensi  1800 Mhz dengan nama Personal Communication Network. GSM juga  menyediakan  layanan untuk mengirimkan data dengan kecepatan  tinggi yang menggunakan teknologi High Speed Circuit Switch Data (HSCSD) yang mengirimkan data sampai 64 Kbps hingga 100 Kbps. Di Indonesia jaringan GSM di tempati oleh PT. Telkomsel, Exelkomindo, Satelindo, dan Indosat.
 3.  CDMA (Code Divisition Code Access)
CDMA merupakan genarasi ketiga (3G). Teknologi telepon tanpa kabel sangat  dirasakan perkembangannya, dengan munculnya  berbagai macam  jenis    telepon     seluler. Perkembangan  CDMA tidak secepat perkembangan  GSM yang banyak diadopsi oleh sebagian besar operator di berbagai macam  Negara. Di Indonesia untuk jaringan CDMA ditempati oleh PT. Mobile-8, Telcom, Telkomflexy dan Esia.
Gambar 2. Standar Broadband Wireless Access (BWA)
Teknologi akses wireless untuk data juga berkembang diawali dari infrared untuk jangkauan yang sangat terbatas, Bluetooth, kemudian yang dikenal  luas saat ini Wifi atau Wireless LAN standar IEEE 802.11, dan yang terkini teknologi Broadband Wireless Access (BWA) WiMax  berdasarkan  standar IEEE 802.16.
Telepon selular  atau  akrab  disebut  Handphone  (HP) merupakan gabungan   dari   Teknologi Radio yang diintegrasikan dengan  Teknologi  Komunikasi  Telepon. Telepon pertama kali    ditemukan dan diciptakan  oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876, sedangkan   komunikasi  tanpa  kabel  (wireless) ditemukan   oleh Nikolai Tesla pada tahun 1880 dan diperkenalkan oleh Guglielmo   Marconi.
Catatan :
Materi Kuliah selengkapnya dapat didownload di  http://simpatikunisma.net/  (Privateuntuk  mahasiswa Teknik Elektro UNISMA Bekasi)
Semua mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah saya , wajib mengerjakan tugas dan kuis di  http://simpatikunisma.net/
[1] PSTN (Public Switching Telephone Network) adalah jaringan telepon yang disediakan untuk digunakan umum, dalam praktek sehari-hari sering  disebut  Sentral Telepon Otomat (STO).
[2]ISDN (Integrated Services Digital Network), jaringan digital pelayanan terpadu, evolusi lebih lanjut dari jaringan  terlepon biasa dan merupakan   penyatuan   berbagai macam layanan. Jaringan digital yang mampu      memberikan berbagai macam jasa pelayanan telekomunikasi (suara, gambar, data digital, text, video, faks)  melalui suatu antarmuka (interface) standar yang berlaku di seluruh dunia.

Reparasi Handphone (HP)


Mata Kuliah Komponen Elektronika Lanjut, Teknik Elektro (D3) UNISMA Bekasi
1. Reparasi Handphone
Alat dan Bahan yang diperlukan untuk reparasi Hp adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Peralatan Reparasi HP     
1.    1.   Buku Skematik Hp
Buku skematik hp ini sangat diperlukan dalam melakukan reparasi untuk membaca jalur komponen hp. Fungsi: Untuk membaca Jalur Hp yang putus sehingga dapat dilakukan teknik jamper.
  1. 2.  Solder Uap (Blower)
Suatu alat yang wajib dimiliki oleh seorang teknisi Hp.
Alat ini juga sering disebut solder Uap karena memiliki Heater(panas) dan Air (udara) yang dapat kita atur panas tekanan udaranya. Fungsi: – Untuk mencairkan timah - Untuk mencabut/mengangkat dan mematri komponen(IC)
  1. 3.  DC Power Supply
Sumber tegangan yang Voltagenya bisa kita ukur sesuai dengan kebutuhan Hp, alat ini juga sering digunakan untuk mengecek kondisi Hp masih hidup atau tidak. Fungsi: – Untuk menganalisa tegangan (V) dan Ampere (A) atau yang sering disebut dengan analisa power supply.         - Untuk mengecek kerusakan pada ponsel
  1. 4.  Solder Manual
Solder yang digunakan tidak terlalu panas dengan daya 25 watt. Fungsi: Untuk mematri komponen
  1. 5.  Multitester
Alat ini sangat penting untuk dimiliki oleh seorang teknisi ponsel karena memiliki banyak manfaat untuk mengetahui masih bagus atau tidak. Fungsi: – Untuk mengukur komponen -  Untuk mengecek hubungan antar komponen (Jalur) -  Untuk Mengecek Batteray
  1. 6.  BGA Plate
Suatu alat yang sering digunakan oleh teknisi untuk menjepit PCB Ponsel agar tidak bergerak pada saat pelepasan/pemasangan komponen, biasanya terbuat dari besi berani. Fungsi: Untuk menjepit PCB
  1. 7.  Timah Paste
IC yang sering dicabut akan menyebabkan kaki IC menjadi pendek/hilang, maka perlu untuk membuat kaki IC yang sering disebut dengan teknik pengecoran kaki IC. Fungsi: Mencetak ulang kaki IC
  1. 8.  Solder Paste
Terkadang yang sering kita pakai akan meninggalkan kotoran/bekas timah yang akan mengakibatkan solder tidak panas. Maka mata solder perlu dibersihkan dengan timah paste. Fungsi: Untuk membersihkan mata solder
  1. 9.  Cairan IPA (Tiner Inpala)
Cairan ini sering digunakan oleh teknisi untuk membersihkan PCB Ponsel. Fungsi: Untuk membersihkan PCB
  1. 10. Kawat Jumper(Handsfree)
Kawat  ini digunakan untuk menghubungkan jalur yang putus (Jumper) atau lebih terkenal dengan sebutan teknik jumper. Fungsi: Untuk menjumper jalur yang putus
  1. 11. Tools kit
Separangkat obeng yang digunakan untuk membuka cassing ponsel    terdiri dari :
  • Obeng Variasi
  • Tang Siemens
  • Pinset lurus dan lengkung
  • ”U” untuk membuka cassing 7450
  • Obeng T6
     1.  12. Timah 0,3
Timah yang digunkan untuk mematri komponen berukuran kecil sebesar 0,3 Fungsi: Untuk mematri komponen
  1. 13.  Songka Padat / Fluks
Bahan ini digunakan pada saat melepas komponen/IC, dioleskan pada body komponen yang hendak dicabut. Fungsi: mempercepat pencairan timah.
  1. 14. Lampu Service
Lampu ini digunakan saat melakukan reparasi ponsel pada malam hari. Fungsi: Memberikan penerangan.
  1. 15. Cetakan kaki IC
Alat ini digunakan untuk mencetak ulang kaki IC
  1. 16. Pinset
Ada dua jenis pinset yang digunakan oleh teknisi ponsel yaitu pinset lengkung dan lurus. Fungsi: Untuk menjepit komponen pada saat hendak dilepas/dipatri.
 Gambar 2. Contoh PCB HP (Nokia 6600)
Referensi :
Arman Budi Djanir M.,  2004, Cara Praktis memperbaiki Ponsel, Gavamedia, Yogyakarta
Daniswara Soni, Riyan, 2006, Mencari dan Memperbaiki Kerusakan pada Handphone, Kawan Pustaka, Depok
HasadAndi2004, Modul Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro (D3) UNISMA, Bekasi   
Irawan Armin,  2005, Cara Praktis Jadi Teknisi Handphone, Fadillah Print, Surabaya
Tabloid Ponsel , Mazter  – Roaming

Blok Diagram dan Komponen HP


Mata Kuliah Komponen Elektronika Lanjut, Teknik Elektro (D3) UNISMA Bekasi
Cara kerja HP Secara Umum :
HP bekerja sebagai Receiver (Rx) atau penerima ketika ada gelombang elektromagnetik yang diterima (sesuai dengan frekuensi yang digunakan). Gelombang elektromagnetik tersebut kemudian diproses di bagian processor yang di dalamnya melibatkan CPU, EEPROM, RAM, DSP maupun Multimode Adaptor. Setelah itu hasilnya dikeluarkan oleh bagian output lalu direspon oleh user (pemakai) yang memberikan input. Inputan dari user ini kemudian diproses lalu dipancarkan ke bagian  Transmitter (Tx).
Blok diagram HP secara garis besar terdiri dari :
1. Blok Penerima (Rx)
2. Blok Processor
3. Blok Power Supply
4. Blok Pengirim (Tx)
Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Blok Diagram HP
Komponen HP terdiri dari komponen utama dan komponen pendukung :
1. Komponen Utama
1.1. Rangkaian Transmisi (Tx)
Berfungsi untuk mentransmisikan dan menghubungkan data HP dengan komponen lain, contohnya memindahkan foto ponsel ke ponsel yang lain menggunakaninfrared. Bagian ini terdiri dari :
  • Tx Antena
  • RF Power
  • Tx Filter
  • RF Driver
  • Tx VCO
  • Mixer
1. 2. Rangkaian Receiver (Rx)
Berfungsi sebagai penyaring sinyal yang diterima HP dari Base Transceiver Station (BTS) operator. Bagian ini terdiri dari :
  • Rx Antena
  • Rx VCO
  • 26 MHz Crystal Osilator (Frequency Shynthesizer)
  • IF-I
  • IF-II
  • IF Module
1.3. Rangkaian Processor
Berfungsi sebagai  pusat pengolahan data,  menginstruksikan proses penyimpanan data ke memori. Rangkaian  ini terdiri dari :
  • Central Processing Unit (CPU)
  • Electrically Ereable Programable Only Memory (EEPROM)
  • Random Access Memory (RAM)
  • Digital Signal Processor (DSP)
  • Multimode Adaptor (MMA) atau User Interface (UI)
  • Flash ROM
1.4. Rangkaian Power Supply
Berfungsi sebagai penyedia dan pengatur tegangan ke seluruh rangkaian komponen sesuai dengan kebutuhannya. Rangkaian ini antara lain terdiri dari :
  • Baterai
  • IC Power Supply
  • IC Charging
 2. Komponen pendukung
  • Komponen Input : Keypad, Mikrofon, Radio, Kamera
  • Komponen Output : Liquid Colour Display (LCD), Ear Piece, Buzzer, Light Emmited Diode (LED), Vibrator, Switch on / off, Konektor (Mic, Baterai Antena)
  • Komponen Input-Output : konektor SIM Card, Kabel, Infra Red (IR), Bluetooth, External-Internal / Plug In 
Gambar 2. PCB Nokia 3210 (Tampak Depan)
Gambar 3. PCB Nokia 3210 (Tampak Belakang)
Gambar 4. PCB Nokia 6600
Catatan :
Mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah ini , wajib mengerjakan tugas dan kuis di  http://simpatikunisma.net/
Referensi :
Arman Budi Djanir M.,  2004, Cara Praktis memperbaiki Ponsel, Gavamedia, Yogyakarta
Daniswara Soni, Riyan, 2006, Mencari dan Memperbaiki Kerusakan pada Handphone, Kawan Pustaka, Depok
HasadAndi2004, Modul Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro (D3) UNISMA, Bekasi   
Irawan Armin,  2005, Cara Praktis Jadi Teknisi Handphone, Fadillah Print, Surabaya
Tabloid Ponsel , Mazter  – Roaming

Instrumen Pengukuran


Mata Kuliah Instrumentasi Industri, Teknik Elektro (D3) UNISMA  Bekasi
 1. Light intensity meter
Teknik yang memerlukan keakuratan pengukuran intensitas cahaya antara lain pengambilan foto dan pembuatan rangkaian elektronik. Film dalam sebuah kamera harus menerima cahaya dalam jumlah cahaya yang tepat suapay diekspos dengan tepat. Untuk mendapatkan gambar yang baik diperlukan alat ukur intensitas cahaya (gambar 1). Alat ukur ini dapat bekerja tanpa menggunakan baterai.
Gambar 1. Light intensity meter
Bermacam-macam satuan pengukuran intensitas cahaya digunakan selama bertahun-tahun. Satuan yang dianjurkan SI adalah lux. Lux berkaitan dengan banyaknya energi cahaya yang jatuh pada suatu permukaan dalam satu detik yang disebut kuat penerangan (iluminasi). Satuan yang berkaitan dengan pancaran cahaya dari sumber cahaya standar adalah kandela. Kuat penerangan sebesar 1 lux dihasilkan oleh suatu sumber cahaya 1 kandela sejauh 1 meter.
Komponen utama pada instrumen ini adalah fotosel; yang resistansi listriknya akan berkurang dengan naiknya intensitas cahaya. Walaupun perubahan  resistansi begitu besar untuk perubahan intensitas cahaya  yang kecil, tetapi resistansi tidak sebanding dengan intensitas cahaya. Ada suatu cara untuk meluruskan  kurva dengan menggunakan suatu rangkaian khusus sehingga meter kumparan putar dapat dipakai untuk memperagakan intensitas cahaya, namun rangkaian ini tidak medah dibuat. Untunglah ada tipe transduser lain yang bisa membantu. Dia dikenal sebagai fotodioda.
Disebut fotodioda karena dua alasan;
pertama kakinya ada dua (dioda) dan arus mengalir padanya dengan mudah dalam satu arah dan sulit dalam arah lainnya.
Kedua, aliran arus pada arah yang sulit dapat berubah dengan adanya perubahan intensitas cahaya.
Yang terpenting untuk arus kecil yang lewat dioda sewaktu dibias terbalik adalah bahwa arus ini sebanding dengan intensitas cahaya apabila tegangan ditahan konstan. Arus bias terbalik sangatlah kecil dan berubah sesuai dengan tingkat pencahayaan dari sekitar 1 nanoamp di tempat gelap (nA atau 10 -9 A) sampai sekitar 1 miliAmp (mA atau 10-3) di tempat terang.

2. Noise intensity meter
Salah satu problem utama dalam mengukur derau adalah pendapat-pendapat yang berbeda tentang apa itu derau dan apakah enak didengar. Derau bagi seseorang mungkin merupakan musik bagi orang lain. Tentu saja, sebuah instrumen yang dipakai untuk mengukur intensitas derau tidak dapat menanggapi penilaian subyektif dan perbedaan psikologis pada setiap orang, meskipun didesain menirukan cara telinga manusia menanggapi frekuensi-frekuensi yang berlainan dan intensitas suara yang berlainan pula. Alat ukur intensitas derau dapat dilihat pada gambar 2.  Instrumen yang didesain untuk mengukur derau harus mempunyai kelakuan logaritmik supaya dapat melakukan respon yang sama seperti halnya telinga manusia. Sayangnya pada telinga kita terdapat karakteristik yang rumit yang harus dimasukkan dalam perhitungan. Karakteristik itu adalah respon frekuensi. Telinga manusia yang normal mampu melakukan respon frekuensi dalam suatu daerah dari 20 Hz sampai 16 Khz. Noise meter didesain untuk memerikan respon seperti pada telinga manusia dengan memasukkan sebuah penguat dalam rangkaian elektroniknya yang memberikan penguatan tegangan yang lebih kecil pada frekuensi rendah dan frekuensi tinggi. Penguat ini dikatakan diberi bobot yang menyenangkan pada frekuensi 1 Khz sampai 4 Khz, sehingga bobot skala tersebut diberi nama dBA pada alat ukur intensitas suara. Untuk nada yang berfrekuensi 100 Hz, efek yang dihasilkan pada noise meter memberikan
pembacaan dBA 19 dB yang lebih rendah daripada tekanan suara seungguhnya.
Gambar 2. Noise intensity meter
Yang pertama dibutuhkan adalah transduser yang mengkonversikan perubahan pada tekanan yang berkaitan dengan suara ke dalam bentuk sinyal listrik yaitu mikropon. Sinyal dari mikropon diumpankan ke dalam penguat elektronik yang menghasilkan penguatan sinyal dari frekuensi 1 KHz sampai frekuensi 4 KHz seperti halnya yang dilakukan oleh telinga kita. Skala yang dihasilkan dikalibrasi dalam dBA. Sebelum meter dioperasikan, sinyal-sinyal listrik berfrekuensi audio ini perlu diolah lebih lanjut. Mereka perlu disearahkan sehingga dapat mengoperasikan meter dc dan mereka juga perlu dilemahkan sehingga sound meter terbaca dalam skala dBA, contoh dari 45 dB sampai 60 dB, dari 55 dB sampai 70 dB dan seterusnya.
Mendesain suatu noise meter yang tidak kasar, berdaya guna serta akurat cukup rumit.

3. Strain gauge
Untuk mengukur perubahan kecil pada benda tegar akibat gaya yang bekerja padanya, maka dipakai transduser yang disebut strain gauge.
Alat Ukur Regangan (Strain gauge) telah digunakan selama bertahun tahun dan merupakan dasar dari elemen untuk berbagai tipe sensor termasuk pressure sensors, load cells, torque sensors, position sensors, dll. Strain gauge diperlihatkan pada gambar 3.  yang terdiri atas lembaran logam tipis yang dihubungkan dengan rangkaian luarnya
Gambar 3. Strain Gauge
Lempengan Strain Gauge ini bekerja dengan cara menempelkannya pada permukaan benda yang akan diukur regangannya. Karena benda membengkok, memanjang atau mengerut, maka demikian pula dengan Strain Gauge. Sekarang bila konduktor logam terentang maka resistansinya akan naik dan bila dia dikompresi maka resistansinya akan berkurang. Kenyataannya resistansi konduktor adalah berbanding lurus dengan panjangnya l dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya A. Resistansi strain gauge pada umumnya berkisar di antara 60 samapai 2000, tapi nilai yang paling umum adalah 120. Saat ini telah diproduksi strain gauge yang memiliki presisi pengukuran yang cukup tinggi yang dikenal sebagai mikro dan optical strain gauge.
Catatan :
Modul lengkap dapat didownload di http://simpatikunisma.net/  (Private untuk  mahasiswa Teknik Elektro UNISMA Bekasi).
Mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah ini , wajib mengerjakan tugas dan kuis di  http://simpatikunisma.net/

AVR ATtiny13 Application Board


ATtiny13 merupakan salah satu tipe mikrokontroler tiny yang memiliki 8 kaki dengan 6 buah kaki I/O. Dilengkapi dengan 4-channel 10-bit ADC dengan tegangan referensi internal, sebuah Timer/Counter 8-bit, dan 2-channel port PWM, menjadikan mikrokontroler ini sangat cocok digunakan dalam aplikasi-aplikasi kontrol sederhana seperti kontroler motor kipas CPU komputer otomatis atau kontroler motor servo mini.
Berikut adalah rancangan skematik dan layout PCB untuk mikrokontroler AVR ATtiny13 yang saya gambar menggunakan EDA Client 3.2 dan Protel PCB 1.5. Board ini akan memudahkan pengembangan aplikasi-aplikasi kontroler berbasis ATtiny13. Semoga bermanfaat.
tn13schSkematik Mikrokontroler ATtiny13
tn13psSkematik Catu Daya 5V DC
tn13ispSkematik AVR ISP Dongle
tn13brdLayout PCB AVR ATtiny13 Application Board
Berikut adalah download link contoh aplikasi pengontrolan fan komputer menggunakan ATtiny13:
Selamat belajar!

AVR ATtiny2313 Application Board


Salah satu tipe AVR yang populer adalah ATtiny2313. Meski tidak dilengkapi satu pun channel ADC, tapi ATtiny2313 menjadi pilihan banyak praktisi untuk membuat aplikasi yang tidak membutuhkan pembacaan besaran analog. Mikrokontroler ini juga dibuat sebagai pengganti AT90S2313 yang sudah tidak direkomendasikan lagi oleh ATMEL. Spesifikasi ATtiny2313 selengkapnya dapat dibaca di Spesifikasi ATtiny2313 dan Deskripsi Pin ATtiny2313.
Berikut adalah gambar skematik dan layout PCB yang saya gambar menggunakan EDA Client 3.2 dan Protel 1.5. Software kuno memang, tapi masih mbois kok. Tetep mulus running di 486 dengan Windows 3.11 sampai Pentium-4 dengan WinXP.
Pada rangkaian ini, ATtiny2313 tidak dilengkapi dengan rangkaian RESET dan rangkaian CLOCK eksternal. Jadi sebaiknya rangkaian ini tidak digunakan pada lingkungan operasional yang ekstrim. Namun demikian, cukuplah jika digunakan untuk aplikasi-aplikasi sederhana seperti jam digital atau menggerakkan relay. Enjoy!
tn2313sch
Skematik Mikrokontroler ATtiny2313
tn2313pp
Skematik Power Port dan Decoupling Capacitors
tn2313isp
Skematik ISP Dongle
tn2313brd
Layout PCB ATtiny2313 Application Board
Semoga bermanfaat!

Layout PCB AT89S51/52/53/8252 + RS232 + I2C Port


Layout PCB yang saya suguhkan kali ini adalah layout PCB Minimum System AT89S51/52/53/8252 yang dilengkapi dengan rangkaian antarmuka RS232 dan I2C. Sangat praktis dan tentunya dengan desain yang rapi dengan selalu mengandalkan single-layer saja. Hal ini sengaja untuk memudahkan siapa saja yang ingin membuat PCB ini.
Rangkaian antarmuka RS232 menggunakan IC Maxim MAX232, sementara I2C port hanyalah dua buah jalur I/O dengan resistor pull-up 4K7 ohm yang mewakili jalur SDA dan SCL.
Minimum System ini sangat fleksibel untuk berbagai aplikasi karena semua port I/O memiliki header-header yang siap dikoneksikan dengan rangkaian-rangkaian masukan ataupun keluaran. Pin TxD dan RxD pun dilengkapi dengan jumper sehingga dapat tersambung atau terputus dengan rangkaian MAX232. I2C Port sebanyak 4 buah siap digunakan untuk melakukan komunikasi dengan piranti I2C lain semacam EEPROM Serial, RTC Serial, ADC Serial, atau I/O Expander.
Minimum system ini juga dilengkapi dengan 4 buah power port 5V yang memudahkan pencatuan rangkaian-rangkaian lainnya.
Di bawah ini adalah tampilan layout PCB-nya berikut dengan foto minimum system dalam bentuk rangkaian yang sesungguhnya. Maaf, jepretannya agak jelek… :D
Nah, jika Anda berminat, saya akan mengirimkan layout PCB di atas dalam format PDF siap cetak langsung ke alamat email Anda. All you have to do is ask… :D
Nah, jangan sungkan-sungkan, silakan tinggalkan komentar di bawah tulisan ini.
Selamat belajar!
:D

Layout PCB Minimum System ATMEL 89S51/89S52/89S53/89S8252


Tidak semua pemula memiliki modal yang cukup untuk membeli seperangkat Microcontroller Experimenter-Board siap pakai yang harganya ratusan ribu rupiah. Tapi modal kecil pun tak menjadi soal, karena untuk belajar mikrokontroler, kita selalu bisa membuat sendiri baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Tapi sejujurnya, untuk perangkat lunak sebaiknya download saja dari internet, tinggal pilih kok! :)
Btw, sekedar mengingatkan bahwa 100 ribu juga tergolong ratusan ribu lho.Hihihi… :D
Nah, jika Anda kebetulan ingin bereksperimen dengan mikrokontroler AT89S51/52/53/8252, dan membutuhkan layout PCB Minimum System untuk mikrokontroler tersebut, maka Anda berada pada postingan yang tepat. Atau jika Anda sedang mengerjakan proyek berbasis mikrokontroler tersebut, maka postingan ini juga tepat untuk Anda.
Layout PCB yang saya rancang memiliki beberapa kelebihan antara lain:
  • berukuran relatif kecil, kurang-lebih 9×5 cm2
  • memiliki header konektor untuk masing-masing port
  • dilengkapi dengan rangkaian penyearah gelombang-penuh dan regulator tegangan 5V tanpa filter yang spesial, jadi jangan gunakan modul ini untuk keperluan industri tanpa menggunakan power supply yang baik. Dan jangan pula digunakan pada lingkungan yang rawan muncul ‘spike’, misalnya dekat dengan motor besar
  • memiliki 2 buah Power Port 5V yang siap untuk mensuplai modul lain
  • layout single-layer yang mudah dibuat sendiri PCB-nya
Nah, berikut adalah layout PCB-nya.
Jika Anda berminat silakan langsung mengunjungi situs: http://telinks.ds4a.com.
Daftar Komponen
  • IC AT89S51/52/53/8252 + Soket 40 pin
  • Resistor 1/4watt ukuran 1K dan 10K
  • Respack 8 x 10K
  • Crystal Frekuensi 12MHz
  • IC Regulator Tegangan LM7805CT
  • 2 buah diode 1N4002
  • 2 buah kapasitor mylar 100nF
  • 2 buah kapasitor keramik 30pF
  • Kapasitor 470uF/25V
  • LED 5mm warna merah
  • Header Tunggal untuk P1, P2, P3, P4, dan ISP
  • 2 buah D-Plug 2-pin untuk powerport +5V
  • D-Plug 3-pin untuk 9-12VAC
  • 4 buah spacer 10mm
  • Trafo 1A CT 12V + Kabel
Jika Anda menginginkan file layout dalam format PDF, ketik permintaan Anda di kolom komentar di bawah tulisan ini.
Dapatkan juga layout PCB yang lain:
Selamat belajar!
:D